Jumat, 16 September 2016

another love song BAG;1,2,dan3




1
aku menunggumu di kota tua mimpi
sekedar mencari penghiburan yang asing
tentang serasau cerita yang kuanggap selalu ada
tanpa jeda dan muncul begitu saja, di hadapanku;
kau yang membawa bibir rekah
tempat seluruh resah yang ingin kau tumpahkan
sekuruhnya kusesap menjelma anak danau kerinduan


2
kulalui kelokan jalan bebatuan
tempat dimana darahku yang tercecer tertawa
dan menungguiku kembali lagi menatapnya
sekilas kukatakan kepadanya, kepada bebatuan itu bahwa
aku ingin kembali menjemput kekasih
yang pergi dan tak kuketahui keberadaannya
sedang di langit sebelah mana ia
menyimpan dirinya yang dulu mencurahkan tawa
serta tangisnya begitu rupa
yang airmatanya kutadah
dengan kedua telapak tanganku yang luka;
kulit terkelupas dari dagingnya
untuk membalut hatinya yang menggigil.

3
cahaya bulan membenamkan kembali
ingatanku tentangmu di rongga dadaku yang perih
beberapa puisi kembali seperti buih
menggenang di aliran darahku yang saga
kemudian memucat menyesapi racun
tentang kebiadaban cinta yang tak pernah dipahami
para perempuan setelahmu
jangan kau kira ada yang sebaikmu
dalam perihal mencintai
tidak pula dengan hujan bulan juni
yang melegenda itu
airmata akan menunjukkan jalanku
kembali menyusuri gelap jalan pikiranku
setelah kepergianmu
untuk menemukanmu kembali
terpekur menunggu minyak
yang akan memijarkanmu
menjadi bintang dan kilatan petir
menyatu dan menjadi purbawi
atau asali yang manis
diatas lautan tenang yang memantulkan
binar-binar bintang di langit utara dan
akan kukembalikan kau kesana
selayak Sirius seterang-terangnya.